English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Ajaran Islam Tentang Akhlak Manusia

Rasulullah saww bersabda, “Berpeganglah kalian kepada akhlak yang mulia, sesungguhnya Tuhanku mengutus aku dengannya.”
Ilmu akhlak merupakan sebuah spesialisasi, yang di dalamnya dibahas tentang potensi manusia yang berhubungan dengan kekuatan syahwaniyyah (syahwat), ghadhabiyyah (amarah), dan fikr (pikir). Ilmu tersebut juga membedakan antara sifat-sifat terpuji dan sifat-sifat rendah manusia, sehingga manusia dapat mencapai kesempurnaan nilai manusiawinya.
Dalam hidupnya, manusia tidak dapat melepaskan diri dari pencariannya atas sesuatu, seperti makan, minum, dan beristirahat, yang semuanya didorong oleh kekuatan syahwani. Begitu juga, dari upaya untuk menghindar dari sesuatu, seperti sakit, kerja keras, dan sebagainya, yang didorong oleh kekuatan ghadhabi. Juga, dari kekuatan fikr seperti berhujah, yang didorong oleh kekuatan fikr dalam diri manusia.
Ilmu akhlak mengajarkan kepada manusia agar menjaga keseimbangan semua potensi tersebut, agar mereka dapat mencapai kemuliaan dan terhindar dari segala bentuk kehinaan. Artinya, seluruh kekuatan tersebut harus selalu dijaga keseimbangannya, sehingga tidak melewati batas (ifrad) dan kurang dari yang semestinya (tafrid).
Dalam pada itu, dengan menjaga keseimbangan ketiga kekuatan yang mereka miliki itu, manusia akan memiliki empat nilai kesempurnaan akhlak, yang menjadi dasar atau ushul dari sifat-sifat terpuji lainnya.
Dengan menjaga keseimbangan kekuatan syahwaninya, manusia akan memiliki harga (kemuliaan) diri. Sementara perlakuan ifrad terhadapnya akan menumbuhkan keserakahan dan perlakuan tafrid terhadapnya akan menimbulkan rasa rendah diri.
Dengan menjaga keseimbangan kekuatan ghadhabinya, manusia akan memiliki sifat pemberani. Sementara perlakuan ifrad terhadapnya akan melahirkan kebrutalan dan perlakuan tafrid terhadapnya akan melahirkan sifat pengecut.
Kekuatan berpikir, pabila dijaga keseimbangannya, akan melahirkan kebijaksanaan. Sementara perlakuan ifrad terhadapnya akan melahirkan kelicikan dan perlakuan tafrid terhadapnya akan melahirkan kebodohan.
Sedangkan, pabila manusia menjaga keseimbangan tiga kekuatan tersebut, ia akan menjadi manusia yang memiliki sifat keadilan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemuliaan dapat dilihat dari kepemlikan mereka atas empat sifat kesempurnaan tersebut: harga diri, keberanian, kebijaksanaan, dan keadilan.
Sementara itu, tingkatan akhlak dalam perjalanan manusia, dapat dilihat dari:
  1. Tujuannya untuk mencapai sifat-sifat mulia dan terpuji di tengah-tengah (di mata) manusia.
  2. Tujuannya untuk mendapatkan keberuntungan nilai manusiawi dan bebas dari segala kerendahan.
  3. Tujuannya yang semata-mata mencari keridhaan Allah Swt. Ia tidak lagi mencari sifat-sifat terpuji di mata manusia atau kesempurnaan nilai-nilai manusiawi belaka. 
Ini sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Quran, surat al-Baqarah ayat ke-165: Dan orang-orang yang beriman, mereka lebih besar lagi cintanya kepada Allah Swt.

Related Posts by Categories



1 komentar:

Curhat Remaja !!! mengatakan...

bila manusia tidak menjaga keseimbangan kekuatan ghadhabinya secara terus menerus apakah dapat merusak mental mausia itu sendiri? dan apakah dapat diperbaiki? mohon untuk dijelaskan

Posting Komentar

Tolong beri komentar/pesan anda

Share |
Science Blogs Science Blogs - BlogCatalog Blog Directory Computers Top Blogs DigNow.net GoLedy.com TopOfBlogs Science (Experiments) - TOP.ORG Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Google bot last visit powered by Bots Visit