English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

GURU SEBAGAI FASILITATOR

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.

Semua yang terkait dengan belajar dan mengajar tidak terlepas dari satu hal yang disebut dengan perencanaan pemelajaran, Wiliam H. Newman dalam bukunya Administrative Action Techniques of Organization and Management: mengemungkakan bahwa “Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, menentukan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.”

Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Dari beberapa masalah yang terkait dengan pendidikan, yang paling menonjol dan mendesak untuk dibicarakan adalah masalah metode pemelajaran. Tentu saja persoalan metode pembelajaran tersebut terkait erat dengan suatu paradikma dan visi pendidikan yang diharapakan lebih cocok dengan tuntutan zaman, metode pengajaran itu sangat mendasar, karena ia akan digunakan secara praktis oleh para guru. Karena itu, pembicaraan tentang paradigma, visi dan metode pengajaran ini akan dengan sendirinya menuntut peningkatan dan penyesuaian kualitas SDM para pengelola, guru, juga akhirnya para siswa, sehingga mereka para pengelola, guru dan siswa menjadi lebih aktif, kreatif, mandiri dan berpikir problem solving.

Banyak orang telah mengetahui, bahwa ternyata potensi yang dimiliki oleh otak manusia itu sangat luar biasa. Tapi sayang potensi itu hanya tinggal potensi. Sebagian besar manusia belum biasa menggunakan dan memanfaatkan kehebatan potensi otak yang dimilikinya. Orang secerdas Einstein saja, konon baru berhasil mengaktualisasikan potensi otaknya sebesar 20%.

Sebagian besar metode dan suasana pengajaran di sekolah-sekolah yang digunakan para guru tanpak nya lebih banyak menghambat dari pada memotivasi potensi otak. Seorang peserta didik hanya disiapkan sebagai seorang anak yang harus mau mendengarkan, mau menerima seluruh informasi dan mentaati segala perlakuan gurunya. Dan yang lebih parah lagi adalah fakta bahwa semua yang dipelajari di bangku sekolah itu ternyata tidak interaktif dengan kehidupan sehari-hari . Bahkan tak jarang realitas sehari-hari yang mereka saksikan bertolak-belakang dengan pelajaran disekolah.

Budaya dan mental semacam ini pada gilirannya membuat siswa tidak mampu megaktivasi kemampuan otaknya. Sehingga mereka tidak memiliki keberanian menyampaikan pendapat, lemah penalaran dan tergantung pada orang lain. Budaya dan mental para peserta didik seperti ini juga berkolerasi dengan budaya dan mental masyarakat secara luas.

Dengan demikian sebuah metode yang lebih cocok bagi para siswa dimasa sekarang ini adalah mutlak mesti ditemukan, untuk kemudian diterapkan. Apa pun nama dan istilah metode tersebut tidak jadi soal, asalkan ia lebih menekankan peran aktif para peserta didik/siswa. Guru tentu saja tetap dianggap lebih berpengalam dan lebih banyak pengetahuannya, tapi ia tidak pemegang satu-satunya kebenaran sebab, kebenaran itu bisa saja datang dari para peserta didik. Karena itu metode tersebut mesti bertumpu pada dialok sehingga para siswa dituntut untuk berpendapat dan menyampaikan komentar-komentarnya terhadap berbagai materi pelajaran dan informasi yang ada, juga suasana belajar harus menyenangkan.

Dalam kontek di atas guru harus lebih berperan sebagai fasilitator, yang mengajak, merangsang dan memberikan stimulus-stimulus kepada para peserta didik agar menggunakan kecakapannya secara bebas dan bertanggungjawab.

Baca Selengkapnya...

KONSEP PEMAHAMAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

A. Objek
Pada dasarnya semua benda yang ada di dunia nyata dapat dianggap sebagai sebuah objek. Jika perhatikan lebih lanjut, pada dasarnya ada dua karakteristik yang utama pada sebuah objek , yaitu :
Setiap objek memiliki atribut sebagai status yang kemudian akan disebut sebagai state.
Setiap objek memiliki tingkah laku yang kemudian akan disebut sebagai behaviour.
Contoh sederhananya adalah : objek sepeda
Sepeda memiliki atribut ( state ) : pedal, roda, jeruji, dan warna.
Sepeda memiliki tingkah laku ( behaviour ) : kecepatannya menaik, kecepatannya menurun, dan perpindahan gigi sepeda.
Dalam pengembangan perangkat lunak berorientasi objek, objek dalam perangkat lunak akan menyimpan state-nya dalam variabel dan menyimpan informasi tingkah laku ( behaviour ) dalam method-method atau fungsi-fungsi/prosedur.

B. Class
Class berbeda dengan objek. Class merupakan prototipe yang mendefinisikan variabel-variabel dan method-method secara umum. Sedangkan objek pada sisi yang lain merupakan instansiasi dari suatu kelas.

C. Enkapsulasi
Dalam sebuah objek yang mengandung variabel-variabel dan methodmethod, dapat ditentukan hak akses pada sebuah variabel atau method dari objek. Pembungkusan variabel dan method dalam sebuah objek dalam bagian yang terlindungi inilah yang disebut dengan enkapsulasi. Jadi, enkapsulasi dapat diartikan sebagai bungkusan (wrapper) pelindung program dan data yang sedang diolah. Pembungkus ini mendefinisikan perilaku dan melindungi program dan data yang sedang diolah agar tidak diakses sembarangan oleh program lain.

Manfaat dari proses enkapsulasi adalah :
Modularitas
Kode sumber dari sebuah objek dapat dikelola secara independen dari kode sumber objek yang lain.
Information Hiding
Karena kita dapat menentukan hak akses sebuah variabel/method dari objek, dengan demikian kita bisa menyembunyikan informasi yang tidak perlu diketahui objek lain.

D. Inhertance
Class dapat didefinisikan dengan referensi pada class yang lain yang telah terdefinisi. Inheritance merupakan pewarisan atribut dan method pada sebuah class yang diperoleh dari class yang telah terdefinisi tersebut. Setiap subclass akan mewarisi state (variabel-variabel) dan behaviour (methodmethod) dari superclass-nya. Subclass kemudian dapat menambahkan state dan behaviour baru yang spesifik dan dapat pula memodifikasi (override) state dan behaviour yang diturunkan oleh superclass-nya.

Keuntungan dari inheritance adalah :
- Subclass menyediakan state/behaviour yang spesifik yang membedakannya dengan superclass, hal ini akan memungkinkan programmer untuk menggunakan ulang source code dari superclass yang telah ada.
- superclass khusus yang bersifat generik, yang disebut abstract class, untuk mendefinisikan class dengan behaviour dan state secara umum.

Istilah dalam inheritance yang perlu diperhatikan :
Extends
Keyword ini harus kita tambahkan pada definisi class yang menjadi subclass.
Superclass
Superclass digunakan untuk menunjukkan hirarki class yang berarti class dasar dari subclass/class anak.
Subclass
Subclass adalah class anak atau turunan secara hirarki dari superclass.
Super
Keyword ini digunakan untuk memanggil konstruktor dari superclassatau menjadi variabel yang mengacu pada superclass.
Methode Overriding
Pendefinisian ulang method yang sama pada subclass.

Dalam inheritance, method overriding berbeda dengan method overloading. Kalau method overriding adalah mendefinisikan kembali method yang sama, baik nama method maupun signature atau parameter yang diperlukan dalam subclass, kalau method overloading adalah mendefinisikan method yang memiliki nama yang sama, tetapi dengan signature yang berbeda dalam definisi class yang sama.

E. Polimorfisme
Kata polimorfisme yang berarti satu objek dengan banyak bentuk yang berbeda, adalah konsep sederhana dalam bahasa pemrograman berorientasi objek yang berarti kemampuan dari suatu variabel referensi objek untuk memiliki aksi berbeda bila method yang sama dipanggil, dimana aksi method tergantung dari tipe objeknya. Kondisi yang harus dipenuhi supaya polimorfisme dapat diimplementasikan adalah :
Method yang dipanggil harus melalui variabel dari basis class atau superclass.
Method yang dipanggil harus juga menjadi method dari basis class.
Signature method harus sama baik pada superclass maupun subclass.
Method access attribute pada subclass tidak boleh lebih terbatas dari basis class.

F. Interface
Merupakan device yang digunakan untuk komunikasi antar objek berbeda yang tidak memiliki hubungan apapun. Interface bisa dikatakan sebagai protokol komunikasi antar objek tersebut.



Baca Selengkapnya...

RASIONALITAS SYARIAT ISLAM

Salah satu isu penting dalam diskursus Filsafat Agama adalah relasi agama dan rasio. Jika kita mengurut kronologi isu ini, akan kita dapati betapa peliknya para rohaniawan Kristen pada Abad Pertengahan dalam mempertahankan dogma-dogma agama yang banyak tidak sesuai dengan interpretasi akal dan ilmu pengetahuan. Sehingga dari situ, muncullah beberapa pemikiran para intelektual yang ingin mengkritisi dogma-dogma tersebut, ataupun usaha-usaha meng-islah-kan ajaran agama dengan rasio. Tersusunlah apa yang disebut dengan  “Teologi Baru” (new theology) sebagai satu usaha dalam rangka niatan  tersebut.

Isu relasi agama dan rasio pada akhirnya menyebabkan seorang kristian, Fulton J. Sheen, dalam karyanya “God and intelligence in Modern Philosophy”, mengatakan: “Pengingkaran terhadap akal adalah pengingkaran terhadap Tuhan yang kesempurnaan-Nya tak terbatas, sebagaimana pengingkaran terhadap Tuhan yang kesempurnaan-Nya tak terbatas adalah pengingkaran terhadap akal; kedua hal tersebut tak mungkin terpisahkan”. Reaksi para teolog dan pemuka rohaniawan Kristen -dalam mempertahankan keyakinan mereka  menghadapi tantangan tersebut- cukup beragam. Saat itu muncullah tiga bentuk reaksi :

- Strong Rasionalism, yang meyakini bahwa rasio dan argumentasi pasti mampu menjelaskan segala ajaran agama secara benar. Willian K Clifford, Thomas Aquinas dan John Looke seringkali tampil sebagai tokoh-tokoh utama  pemikiran ini.
- Fideism, yang meyakini bahwa ajaran agama adalah doktrin yang tidak bisa disentuh oleh rasio manusia. Hal itu mengingat ajaran agama berada di luar daya dan kapasitas rasio. Paul Tillich, Martin Luther dan Sir. Anselm termasuk yang meyakini hal tersebut.
- Critical Rasionalism, yang meyakini bahwa rasio mampu menjelaskan ajaran-ajaran agama, hanya saja kebenarannya tidak dapat ditetapkan secara pasti. Thomas Morris, George Mavrodes dan penulis buku itu sendiri cenderung kepada pendapat ketiga ini.

Dari sini kita tahu, bahwa dalam tradisi Kristen seakan argumen rasional lebih ditekankan dalam rangka pembelaan atas ajaran agama (apologetic). Dengan kata lain, rasio dipergunakan untuk mencari pembenaran, bukan untuk mencari kebenaran. Pada kalangan umat Islam pun sudah ada tantangan dalam upaya mengkompromikan agama dan rasio, yang terkadang  digelindingkan oleh beberapa pemikir yang selalu kritis dalam memperlakukan teks-teks agama yang dianggap tidak sesuai dengan alam pikiran mereka.

Islam sebagai agama pamungkas dan syariat terakhir yang diturunkan oleh Allah swt, serta  Al-Quran sebagai kitab suci terakhir dituntut mampu dalam menjawab semua tantangan yang ada. Adakah ajaran Islam selaras dengan apa yang diserukan oleh akal budi manusia? Apakah Islam dengan berbagai teks agama yang dimilikinya mampu menjawab semua tantangan rasionalitas pemikiran? Jika jawabannya negatif, niscaya Islam akan kehilangan predikatnya sebagai agama terakhir yang idealnya mampu menjawab tantangan segala zaman. Akan tetapi jika jawabannya positif, maka akan banyak sekali bermunculan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan tersebut sebagai konsekuensi dari jawaban positif tadi.

Dari sekian banyak pertanyaan yang muncul dari isu tersebut ialah; apakah yang dimaksud dengan rasio? Adakah rasio bisa menjadi tolok ukur kebenaran ajaran agama? Bagaimana Islam menerima argumentasi rasional? Adakah ia sebatas sebagai apologetic sebagaimana yang digunakan dalam tradisi Kristen, atau memang sudah menjadi keseutuhan Islam? Sampai batas manakah rasio bisa menjadi dalil kebenaran? Bagaimanakah rasio manusia yang relatif ini bisa menjadi tolok ukur kebenaran? Bagaimana metode islah dan penyelarasan antara rasio dan agama? Bagaimana jika ternyata ketimpangan antara rasio dan teks agama? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang muncul dari isu itu.

Kita di sini akan mencoba menjawab secara ringkas pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dasar pemikiran Rasionalitas Agama. Sebelum kita masuk pada intinya, terlebih dahulu kita telaah secara singkat beberapa hal di bawah ini yang sekaligus sebagai prolog pembahasan kita kali ini:

Pertama, dalam kehidupan kita sehari-hari bisa dipastikan, bahwa apapun yang biasa dicerna oleh pikiran kita –lepas dari benar salahnya hal-hal tersebut- tidak akan keluar
 dari tiga kemungkinan berikut ini:
1. Rasional; segala sesuatu yang sesuai dengan realita –dengan arti umum- dan sesuai dengan prinsip-prinsip logika manusia sehat.
2. Irasional; segala sesuatu yang tidak sesuai dengan realita dan tidak sesuai pula dengan prinsip-prinsip logika manusia sehat.
3. Supra-rasional; segala sesuatu yang sesuai dengan realita akan tetapi penerapan logika manusia dalam menetapkannya masih belum didapat. Dengan kata lain bahwa hal tersebut bukan berarti masuk kategori tidak masuk akal (irrasional) akan tetapi dikarenakan keterbatasan akal maka ia belum mampu –atau bahkan tidak mampu karena hal-hal yang akan kita jelaskan nanti- untuk menjangkaunya secara argumentatif dan tidak menutup kemungkinan suatu saat kelak akal mampu menganalisanya dengan argumen yang logis sesuai dengan prinsip-prinsip dasar ilmu logika.
 
Kedua, sudah menjadi kesepakatan semua kelompok kaum muslimin bahwa ajaran syariat Islam bertumpu pada dua pilar:
1. Ushuluddin; dari segi bahasa ushul kata jamak dari asl yang berarti asas, sedang din berarti agama, oleh karenanya ushuluddin berarti asas-asas agama. Ajaran agama-agama samawi (Yahudi, Kristen dan Islam) sepakat bahwa ada tiga asas pokok yang dimiliki oleh agama Allah yang mencakup Ketuhanan, Kenabian dan Hari Kebangkitan.
2. Furu’uddin; dari sisi bahasa furu’ kata jamak dari far’ yang berarti cabang, oleh karenanya furu’uddin berarti cabang-cabang agama. Cabang-cabang agama ini mencakup urutan tata cara ibadah yang biasa disebut dengan syariat. Syariat dalam makna ini mencakup ritualitas (ibadat), transaksi (muamalat) dan hukum jinayat.

Ketiga, Ajaran-ajaran agama Islam yang tercantum dalam al-Qur’an maupun hadis-hadis saheh tidak lepas dari dua bentuk penyampaian:
  a- Deskriptif; ajaran yang disampaikan dengan bentuk ini berpotensi untuk dilakukan pembuktian akan benar-salahnya suatu ajaran. Dikarenakan ajaran melalui proses penyampaian deskriptif (jumlah-ikhbariah) merupakan usaha untuk membangun kerangka pengetahuan sehingga dalam pembuktiannya bisa melalui argumen-argumen logika.
  b- Normatif; ajaran yang disampaikan melalui bentuk normatif (jumlah-insya’iah) ini tidak memiliki potensi untuk diadakannya suatu pembuktian salah-benar suatu ajaran. Dikarenakan ajaran melalui proses tersebut tidak berfungsi untuk membangun suatu kerangka pengetahuan maka argumen dalam menetapkan benar-salah tidak berfungsi disini, kalaulah akan diadakan suatu penelitian maka hanya berkisar tentang sebab dibalik perintah atau larangan tersebut.
Setelah kita mengetahui sekilas hal-hal diatas marilah kita tengok pendapat kelompok-kelompok Islam dalam menghukumi peranan argumen rasional pada ajaran agama.

Baca Selengkapnya...

CARA INSTALASI SISTEM OPERASI WINDOWS XP DENGAN MUDAH DAN MENYENANGKAN

  1. Back-up dahulu registry sebelum diedit. Caranya, klik Start|Run, ketik regedit. Setelah muncul window registry, pilih menu File|Export. Pada bagian Export range, pilih All dan tentukan nama file, akhiri dengan klik tombol Save.
  2. Banyak program yang sebenarnya terinstalasi dalam Windows, namun tidak aktif. Untuk mengaktifkannya, masuk ke Control Panel|Add/Remove Windows Component dan beri tanda centang pada program yang belum aktif.
  3. Sebelum menginstalasi program baru atau melakukan perubahan setting Windows secara keseluruhan, lebih baik buat Restore Point secara manual dahulu. Caranya, Klik Start|All Programs|Accessories|System Tool|System Restore dan klik Create a restore point.
  4. Jika Anda memutuskan untuk menginstalasi Windows Update yang sebelumnya sudah didecline, masuk ke Control Panel|System, pilih tab Automatic Updates dan klik Restore Declined Updates.
  5. Untuk mengatur Windows update berjalan sesuai dengan kebutuhan Anda, atur dulu Windows Update. Caranya, buka System di Control Panel dan klik tab Automatic Updates. Atur enable atau disable option Keep my computer up to date.
  6. Bila Anda tidak memiliki CD bootable, jangan khawatir. Microsoft sudah menyediakan tool gratis untuk membuat disket booting di http://support.microsoft.com/?kbid=310994.
  7. Jika saat instalasi Windows tiba-tiba terhenti, matikan komputer dan lepas card tambahan. Misalnya sound card. Instal ulang dan pasang kembali card setelah instalasi selesai.
  8. Untuk menambahkan System Administration Tools ada Start Menu, klik kanan Start|Properties. Masuk dalam tab Start Menu dan klik Customize kemudian masuk dalam tab Advanced. Geser ke bawah dan beri tanda centang pada option Display on the All Programs and the Start Menu.
  9. Untuk menginstal Back up Utility pada Windows XP Home Edition carilah file ntbackup.msi di direktori\valudeadd\msft\ntbackup\ di CD instalasi Windows XP. Jalankan file tersebut dan ikuti langkahlangkahnya.
  10. Windows XP secara otomatis akan me-highlight setiap program baru yang ter-install. Cara menghilangkannya, klik kanan Start|Properties. Masuk ke tab Start Menu|Customize, kemudian klik tab Advanced dan hilangkan tanda centang pada opsi Highlight newly installed program.
  11. Untuk tampilan film atau game terbaik pada komputer, pastikan bahwa DirextX terbaru sudah terinstalasi dengan baik. Lihat versi terbarunya di www.microsoft.com/windows/directx.
  12. Ada kalanya hardware yang akan dipasang belum support Plug-and-Play. Untuk itu, gunakan Add Hardware Wizard yang ada di Control Panel|System|Hardware untuk mendeteksinya.

Baca Selengkapnya...

PROFIL MTsN PANGIAN KAB. TANAH DATAR

Latar Belakang
MTsN Pangian berawal dari sebuah sekolah PGA yang terletak di balai baa Nagari Pangian (dekat masjid al-kubra pangian), yang digerakkan oleh sebuah Organisasi Islam di Nagari Pangian pada tahun 1964, yang diberi nama PGA IV Tahun.
Pada tahun 1966, PGA IV Tahun dijadikan oleh Bapak Bupati Tanah Datar menjadi PGAN IV Tahun. Selanjutnya pada tahun 1973, oleh Pemerintah PGAN IV Tahun ini dialihkan menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri yang diberi nama MTsN Pangian Kab. Tanah Datar.
Mengingat pesatnya perkembangan MTsN Pangian ini sehingga lokal yang ada tidak lagi mampu menampung siswa-siswinya, oleh karena itu pengurus BP3 MTsN Pangian berusaha mencari lokasi baru untuk pembangunan sekolah. Dengan kesepakatan bersama pemerintahan nagari pangian dan lembaga yang ada, maka dapatlah lokasi baru seluas 1 Ha di jorong patameh dengan status tanah pada waktu itu wakaf dari Bapak Sanusi Kht. Jantan dan Ar. Datuk Bandaro tahun 1976.
Di lokasi inilah pembangunan kembali MTsN Pangian yang diresmikan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Tanah Datar, dan yang menjabat sebagai kepala sekolah pada waktu itu adalah Bapak Drs. Anwar Day.
Sampai saat ini MTsN Pangian sudah berkembang sebagaimana layaknya sekolah lanjutan tingkat pertama yang berciri khas islam negeri.
Sumber : Pengurus Komite MTsN Pangian

Identitas MTsN Pangian
1. Nama Sekolah : MTsN Pangian Kab. Tanah Datar
2. Nomor Statistik : 211130407007
3. NPSN : 10302600
4. Status Sekolah : Negeri
5. Alamat Sekolah : Jalan Raya Setangkai Payakumbuh
                               Jorong Patameh
                               Nagari Pangian
                               Kecamatan Lintau Buo
                               Kabupaten Tanah Datar
                               Propinsi Sumatera Barat
                               Kode Pos 27292

Visi dan Misi MTsN Pangian
Visi : Menjadi Sekolah yang Islami dan Berkualitas
Misi :
  • Meningkatkan mutu dan jumlah siswa yang melanjutkan kejenjang MAN/SMU/SMK/sederajat
  • Meningkatkan kemampuan profesional tenaga pengajar sesuai bidang tugasnya
  • Memberikan pelayanan prima bagi warga sekolah dan masyarakat sekitarnya
  • Menciptakan iklim sekolah yang kondusif bagi warga sekolah dalam meningkatkan SDM dan ukhuwah islamiyah
  • Menjalin kerjasama dengan instansi lain.


Baca Selengkapnya...
Share |
Science Blogs Science Blogs - BlogCatalog Blog Directory Computers Top Blogs DigNow.net GoLedy.com TopOfBlogs Science (Experiments) - TOP.ORG Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Google bot last visit powered by Bots Visit